Selasa, 22 Juli 2008

pelaku sunyi

diantara ribuan yang memuji
satu persatu pergi
menuju tangga surgawi dunia
sebab kini engkau bukan lagi yang terpuji

politisi
sebelum datang kematianmu
kata-katamu adalah setengah sabda
bak mesias engkau bicara moral
didepan topeng kemanusian yang tak tersentuh koran-koran

kini
raib sudah segalanya
yang tersisa hanya karangan bunga
yang hampir layu dari para pelaku sunyi
yang masih tersisa dibumi

sebelum aku engkau jemput

biarkan aku sesaat menghirup udara bumi
dalam taat-Mu
taat yang kuperjuangkan dengan darah
biar aku tak menjadi nanah
biar aku tak dilebur bumi
biar ulat tak menghabisi jasad
biar aku adalah cahaya
dalam tanah yang tak terlalu dalam
setidaknya bisa kudengar;do'a-do'a
do'a-do'a dari para sesama
yang masih tersisa dibumi-Mu

manusia

tempat tanah dibentuk
menjadi maha karya agung
mendiami bumi beratap langit
itukah engkau;

roh

sayup-sayup roh menuju-Nya
dibalik tabir dunia alam mulai tersingkap
antara hidup dan mati
antara cinta dan abadi
lingkaran malaikat bersama wangi surga
membuatnya tersenyum
tapi tidak untuk keluarga; isak tangis seperti pertanda
bahwa sesal tak mampu mencintainya secara purna
kini lagi tak berguna

kematian dini

diiringi orcestra
diam-diam maut merayu
meninabobokan dalam kemewahan dunia
lalu sekejap
malaikat maut menyapa
"engkau telah dipanggil Tuhan"

dan hanya tersisa tubuh menggigil
bibir bergetar
belum memiliki cinta
belum memiliki nisan

Kamis, 10 Juli 2008

gelap

diantara dada kiri
aku terkapar
itukah engkau yang berbalut melati
menanti denah hati
diantara keringat surgawi